Kamis, 28 September 2017

Psikologi Industri dan Organisasi



Psikologi Industri biasa digunakan untuk perusahaan dan organisasi, dengan menilai perilaku karyawan demi kebaikan perusahaan. Mereka menganalisis cara seseorang bekerja, kratifitas, kewajiban, seberapa ia bertanggung jawab dengan tugasnya, cara berinteraksi, tatakrama, dengan pekerjaan mereka sehari-hari.  Sebagian besar perusahaan menggunakan Psikologi Industri untuk melatih karyawan mereka sendiri sehingga organisasi dapat berjalan lancar. Penilaian dapat dilakukan oleh beberapa tingkatan, yaitu: atasan/supervisor, rekan/peers, diri sendiri/self-appraisal, bawahan/subordinate, pengguna/customers.

Tujuan psikologi industri organisasi yaitu untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam kajian dan rekomendasinya, psikologi industri organisasi harus menempatkan harkat kemanusiaan sebagai ukuran tertinggi, bukan kesejahteraan individu atau kemajuan organisasi semata-mata.

Sikap Kerja
Sikap kerja adalah sikap yang diambil terhadap organisasi, pekerjaan dan rekan kerjanya. Sikap kerja yang diambil oleh anggota sebuah organisasi akan mempengaruhi objek kinerjanya (organisasi, pekerjaan dan rekan kerja). Sikap kerja sebagai tindakan yang akan diambil karyawan dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawabnya.

Sikap kerja yang berupa afektif berasal dari cerminan diri sendiri untuk menanggapi hal yang dialaminya, apabila seseorang merasa terpancing emosionalnya ketika bekerja dia akan merespon pekerjaan tersebut dengan positif atau negatif, dan hal tersebut akan mempengaruhi hasil dari pekerjaanya tersebut. Dengan sikap yang baik, maka akan menghasilkan pekerjaan yang baik juga. Karna apa yang dikerjakan oleh karyawan bukan dilihat hanya dari satu pihak saja atau dilihat dari atasannya saja, namun juga dilihat oleh rekan kerjanya, dan bawahannya.

Dalam melakukan pekerjaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) juga sangat perlu dijaga, apabila kondisi badan tidak sehat maka tugas yang dikerjakan pun tidak akan maksimal. K3 juga memegang peranan yang sangat penting dalam mengurangi kecelakaan kerja di bidang konstruksi. Bangunan yang belum jadi rentan akan terjadinya runtuh. Para pekerja terkadang bercanda saat waktu kerja, berlari, nekat melakukan sesuatu hal yang mempercepat pekerjaan namun membahayakan seperti melempar bahan bangunan.

Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) tentang faktor kecelakaan kerja.
1.      Faktor Manusia
2.      Faktor lingkungan
3.      Faktor Peralatan


Contoh kasus yang baru-baru ini terjadi yaitu "Beton Proyek Tol Bocimi Runtuh, Satu Pekerja Tewas"

WARTA KOTA, BOGOR -- Proyek pembangunan Tol Bocimi di Desa Cimande Hilir, Caringin, Kabupaten Bogor memakan korban, Jumat (22/9/2017) petang, sekitar pukul 17.30 WIB.
Seorang pekerja dikabarkan meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara dua orang lainnya dalam kondisi kritis.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Caringin AKP Fitra Zuanda mengatakan, saat ini ketiga korban yang tertimpa jembatan pembangunan tol Bocimi sudah berhasi dievakuasi.
"Satu orang atas nama Maman (28) meninggal dunia dan dua orang lainnya luka-luka," terangnya, seperti dilansir TribunnewsBogor.com.
Dari data kepolisian, Maman merupakan warga Kuningan, Jawa Barat. Dia tewas tertimpa reruntuhan jembatan yang berlokasi Kampung Tenggek, Desa Cimande hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Sementara itu, korban luka adalah Saripudin (35), kakinya sebelah kanan remuk. Sementara Darwin (30) kaki kanannya mengalamiu luka robek.
"Saat ini para korban sudah dibawa ke RSUD Ciawi," ujarnya.

Ulasan

Baru-baru ini ada kejadian yang mengenai sikap kerja, dan K3 yaitu beton Proyek Bocimi runtuh, bahkan memakan korban jiwa. Dari beberapa berita di media masa menyatakan bahwa runtuhnya dikarenakan pada saat pelepasan selink crane belum terpasang sepenuhnya sehingga badan jembatan terjatuh dan menimpa pekerja. Saat bekerja seperti proyek seperti ini karyawan harus lebih teliti dan waspada dengan bangunan, karyawan harus selalu memeriksa kembali dari hasil pekerjaannya sudah tepat atau belum, sudah kuat atau belum pondasi dari bangunan tersebut, dilakukan pengecekan kembali sebelum melakukan tindakan selanjutnya. Kekompakan dalam bekerjasama juga sangat di butuhkan, agar lebih mudah dalam menjalankan tugas. Penggunaan peralatan keselamatan kerja juga sangat diperlukan, agar tubuh terlindungi, bila ada pengangkatan alat berat sebaiknya para pekerja mengawasi dari jauh agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. 


sumber :