Kamis, 09 Maret 2017

Mitos, Penalaran, Cara Memperoleh Pengtahuan dan Syarat Ilmu Pengetahuan

MITOS

Pada awal prasejarah pengetahuan manusia masih terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran. Keterbatasan peralatan menyebabkan menjadi kurang seksama,dan cara berpikir yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberi kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikian pengetahuan yang terkumpul belum dapat memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia , dan masih jauh dari kebenaran.

            Untuk menjawab keingin tahuan, manusia menciptakan mitos. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusi perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat di alam.

            Secara garis besar dapat dibedakan 3 macam mitos, yaitu:

Mitos Sebenarnya
Dalam mitos sebenarnya manusia berusaha dengan sungguh-sungguhdan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan orang tokoh atau dewasa.

Cerita Rakyat
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut kemulut sehingga sulit diperiksa kebenarannya.

Legenda
Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.

pada masa prasejarah tersebut, mitos dapat diterima dan dipercaya kebenarannya karena:
a.      Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan pengindraan, baik langsung maupun dengan alat.
b.      Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c.       Hasrat ingin tahu terpenuhi.
Karena kemamapuan berpikir manusia makin maju dan disertai pula dengan perlengkapan pengamatan yang makin baik, mitos dengengan berbagai legendanya muai ditinggalkan. Orang mulai menggunakan akal sehat serta rasionya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang alam.

PENALARAN

Kegiatan untuk memperoleh atau menemukan pengetahuan yang benar disebut berpikir, sedangkan proses  berpikir dalam menarik kesimpulan yang benar disebut penalaran. Dan pengetahuan yang diperoleh tidak berdasarkan penalaran digolongkan pada pengetahuan yang non ilmiah bukan ilmu pengetahuan.

            CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN 

            Terdapat beberapa cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, yaitu:
1.      Prasangka, pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan
2.      Intuisi, kegiatan berpikir yang tidak analisis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu.  Pandangan batinlah yang serta merta tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa penurutan pikiran.
3.      Coba-ralat atau trial and error, suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan.

METODE ILMIAH

            Syarat ilmu pengetahuan
Tidak semua pengetahuan disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah, adalah:
1.      Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya, atau didukung metodik fakta empiris.
2.      Metodik, artinya pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3.      Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.

4.      Berlaku umum/ universal, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimental yang sama akan memperoleh hasil yang sama tau konsisten. 

Referensi :
Harmoni, Ati. 1992. PENGANTAR ILMU ALAMIAH DASAR (IAD). Depok: Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar